Indonesia, dengan berbagai pulau dan chinagarden-az keanekaragaman budaya, memiliki banyak desa yang berada di daerah terpencil. Meskipun mereka kaya akan potensi alam, banyak desa yang masih tertinggal dalam aspek pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan. Namun, perempuan-perempuan desa seringkali menghadapi tantangan yang lebih besar. Selain harus menjalankan tugas domestik yang berat, mereka juga harus berhadapan dengan kurangnya akses terhadap sumber daya, pelatihan, dan dukungan yang memadai untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Di sinilah peran Perempuan Bangun Desa menjadi sangat krusial. Gerakan ini berawal dari kesadaran bahwa perempuan di desa memiliki potensi besar yang sering kali tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan memfokuskan pada pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan, pendidikan, dan akses pasar, inisiatif ini bertujuan untuk membuka jalan bagi perempuan desa agar dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka.